Senin, 27 Juni 2016

Tukang Bubur menjadi PNS Kab. Purworejo

Menjadi PNS menjadi harapan anak-anak muda sekarang untuk menggapai cita.





Kenalkan dulu nama saya Rudy, Saya anak kelima dari lima bersaudara. Saya lulus kuliah tahun 2003 dari kampus STIMIK AKI Semarang, dengan modal DIII ini orang tua berharap saya cepat mendapatkan pekerjaan, terutama menjadi PNS, tetapi saya sendiri tidak ada semangat untuk mendaftar menjadi PNS karena kabar yang sudah umum waktu itu klo masuk PNS harus menyiapkan uang yang cukup besar, sehingga dengan berat hati tanpa persiapan apapun alias modal dengkul saya mengikuti test PNS dan hasilnya memang sya tidak lolos dengan selalu berpikiran negatif bahwa saingan peserta CPNS yg curang sehingga saya tidak lolos.

Sehingga dari tahun ke tahun dari tahun 2003 sampai 2008 dengan desakan orang tua saya terpaksa untuk trus mengikuti test tanpa persiapan apapun sehingga hasilnya tetap nihil alias gagal.
     Alhamdulillah pada tahun 2005 saya menikah dengan teman kuliah saya dengan modal menjadi penjaga warnet di daerah kauman magelang, dengan usaha inilah saya berusaha untuk menafkahi istri sambil trus mengikuti test PNS. Pada tahun 2006 anak saya lahir yang menyebabkan kebutuhan bertambah, dan pada tahun 2007 pada waktu warnet sudah mulai sepi, sehingga sebagai kepala keluarga saya mulai otak atik bagaiamana bisa menambah usaha, akhirnya dengan bantuan teman pak endang saya disarankan untuk buka kuliner, dan kuliner yang saya kerjakan jadi yaitu membuat bubur kacang hijau. dengan modal nekat dan Percaya diri yang tinggi saya dan pak endang berjualan bubur dengan mendorong gerobak dan mangkal di alun2 magelang, Subhanallah teman2, waktu mendorong gerobak itu rasanya harga diri saya diinjak2 karena seumur hidup ini yang saya kerjakan, ditambah cemoohan dari tetangga yang bilang " Masa suami istri sarjana ujung2nya menjadi tukang bubur. Alhamdulillah yang awalnya tidak PD dan dicuekin tetangga selama berjualan, jualan bubur laris manis dan mempunyai pelanggan  karena saya berjualan dengan garansi gula asli dan bonus secangkir teh hijau.
Setelah berjualan bubur 3 tahun, kebutuhan hidup semakin bertambah, dan saya sebagai kepala kluarga trus otak-atik bagaimana memandang masa depan dengan harapan bisa membahagiakan keluarga dengan kondisi yang lebih baik, karena terus terang saya kadang cekcok dengan istri karena urusan ekonomi. Pada tahun 2009 saya bertemu dengan pak Kyai bliau memberikan nasehat kepada  saya klo ingin mewujudkan impian orang tua menjadi PNS "klo seorang muslim itu mempunyai senjata canggih yakni amalan dan doa, tapi juga harus belajar karena belajar itu diibaratkan peluru, akhirnya saya pun menjadi optimis untuk bisa masuk menjadi PNS ditambah motivasi istri mas jipi klo masuk PNS itu tidak bayar, maka dengan semangat 45 sayapun mencoba lagi membuka buku dengan belajar materi2 dasar dari Buku2 Primagama dan Neutron ditambah buku UUD 1945 amandemen ditambah sholat tahajud dan menjaga lima waktu. Alhmdulillah kebetulan waktu itu ada ujian PNS di Salatiga dan Gunung kidul sayapun mencobanya dengan modal belajar dan doa tapi memang belum berhasil, tetapi walaupun belum berhasil saya tetap optimis bisa masuk
Akhirnya Pada tahun 2010 Gunung merapi meletus, sehingga aktivitas jualan saya dan lain2 tidak bisa dikerjakan, saya benar2 nol seperti sudah tidak tidak bisa apa2, saya dan istri diminta mertua untuk pindah ke Cilacap karena akan diberi modal untuk usaha. setelah tinggal di Cilacap saya blm bisa apa apa karena harus adaptasi, disinilah hati saya mulai remuk karena konsekuen kepala rumah tangga kita harus mencukupi kebutuhan keluarga, dan anak saya sekar minta uang jajan ke saya, tapi saya tidak bisa memberi, inilah yang membuat saya menangis dan remuk, kok sebagai Bapak blm bisa menyenangkan anaknya. Atas motivasi inilah saya mulai belajar, alhamdulillah tahun 2010 ada bukaan PNS lagi dengan pilihan waktu itu Kota Magelang membutuhkan 10 orang, purworejo 5 orang dan cilacap 2 orang, dengan bermusyawarah dengan ortu saya diminta memilih purworejo karena tengah tengah antara cilacap dan magelang.
Dalam waktu kurang lebih 5 bulan saya berusaha belakjar dan berdoa, seperti yang diibaratkan pak Kyai " orang muslim itu mempunyai senjata canggih yaitu Doa disertai berbakti pada ortu, menjaga sholat jamaah, sholat tahajud, dhuha, sedekah, menghindari dosa dan Pelurunya yakni belajar, jadi klo dua duanya jalan maka senjata itu akan berfungsi. tapi klo cuma belajar atau cuma berdoa tok maka kita akan susah mencapai cita cita. alhamdulillah dengan disertai semngat optimis belajar dan doa saya berangkat mengikuti test dengan mantap dan semnagat dengan mengerjakan 400 soal, alhamdulillah optimis masuk karena soal yang pelajari kluar semuanya.
pada bulan Desember 2010 pengumuman akan diumumkan, daripada dag dig dug saya ikut mujahadah dakwah bersama teman teman dari ponpes Kerincing Payaman Magelang ke Pamakasan Madura. di Madura inilah saya bisa berdoa tanpa hijab terasa dekat sekali dengan Allah, karena di Madura pada waktu itu amalan sholat jamaah, sholat sunnah, dzikir, membaca quran, dan silahturahim dengan kyai bisa maksimal, dan  yang waktu yang ditunggu telah tiba, pengumuman lewat koran Masya Allah saya lolos masuk PNS Kab. Purworejo. perasaan saya waktu itu benar benar bahagia dan bersyukur sekali apalagi ortu dan istri saya bahagia juga karena bisa masuk PNS dengan murni pada Usia 31. ibaratnya sudah rawan. oleh karena masukan buat teman teman, jangan pernah berputus asa, ayo coba dan coba lagi dan mulai sekarang niatkan untuk masuk, biar semua bisa lancar. sedikit cerita dari saya Semoga cerita sedikit ini menjadi inspiratif teman - teman,amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar