Setiap kota
memiliki masalah dan kebutuhannya sendiri-sendiri. Setiap kota memiliki
kekuatan sumber daya yang berbeda-beda. Setiap kota memiliki karakteristik
masyarakat yang tidak sama. Tidak mengherankan jika terkadang ada pemerintah
kota yang tidak tahu harus memulai proyek smart city-nya dari mana.
“Semua
definisi [tentang smart city] yang berbeda satu sama lain sebenarnya
memiliki elemen inti—yakni cara pemerintah kota memanfaatkan teknologi dan data
yang mereka kumpulkan untuk mengatasi berbagai tantangan yang pelik, misalnya
meningkatkan efisiensi dalam hal budgeting, mengindentifikasi fraud
dalam program layanan sosial, atau melakukan penjadwalan terhadap kegiatan kota
secara lebih logis dan lebih efisien,” kata Brian Cotton (Vice President, Frost
& Sullivan, ICT Growth Consulting) seperti dikutip dari situs Govtech.com.
Teknologi
dan data akan memampukan pemerintah kota membuat keputusan secara lebih baik.
Hasil analisis aneka jenis data tersebut juga akan memberikan insight
atau wawasan baru yang dapat membantu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi
sebuah kota, misalnya wawasan tentang pencegahan kriminalitas, penanggulangan
keadaan darurat, dan bidang-bidang lainnya.
Setiap
kota—besar atau kecil—dapat bertransformasi menjadi kota pintar. Prosesnya
kurang lebih sama. Ada sembilan langkah yang sebaiknya dipertimbangkan
pemerintah kota ketika ingin mengubah kotanya menjadi lebih pintar.
- Pelajari konsep smart city
Smart city bukan sekadar tempat atau wadah
mendemonstrasikan teknologi terbaru. Membangun kota pintar berarti mencapai
sesuatu. Oleh karena itu, pemerintah kota dan semua pihak yang terlibat dalam
proyek ini sebaiknya mempelajari dengan baik konsep smart city dan
memastikan bahwa proyek ini sesuai dengan apa yang mereka inginkan.
- Cari tahu masalah yang perlu diatasi
Ingin
memecahkan masalah kemacetan lalu lintas, mobilitas warga, keamanan, atau
pengelolaan sampah? Jika ya, sebaiknya pemerintah memahami terlebih dahulu
kebutuhan dan prioritas warga maupun pebisnis. Pastikan bahwa warga maupun
pebisnis menginginkan perubahan tersebut. Jangan sampai fasilitas atau
kemampuan yang dibangun tidak dimanfaatkan sama sekali oleh warga. Atau
fasilitas tersebut memenuhi kebutuhan yang sangat spesifik, sehingga tidak
banyak warga yang bisa menikmatinya.
- Tentukan pemimpin dan kembangkan visi yang dapat melibatkan semua orang
Membangun smart
city adalah sebuah visi jangka panjang, sebuah visi yang akan mengubah masa
depan kota, warga, dan para stakeholder-nya. Oleh karena itu, proyek smart
city membutuhkan kepemimpinan yang dinamis, mulai dari walikota hingga kepala-kepala
dinas di jajaran pemerintah kota. Mereka harus memahami dan sepenuhnya
mendukung visi smart city. Buatlah perencanaan dan komunikasikan visi
tentang kota pintar ini, dan ikut sertakan para stakeholder.
- Berbagi data
Open data adalah hal yang sangat penting,
terutama untuk membangun sebuah ekosistem dalam proyek smart city.
Pemerintah kota harus terkoneksi dengan pebisnis, institusi pendidikan, rumah
sakit dan institusi kesehatan, dan lain-lain. Lalu, berbagi data. Transparansi
data dan pemanfaatannya secara inovatif dapat menjadi satu langkah besar untuk
mewujudkan mimpi smart city.
Ilustrasi smart city. [Kredit:
uitp.com]
- Edukasi warga
Membangun smart
city tentu tidak akan relevan jika penduduknya tidak memahami cara
memanfaatkan teknologi. Warga perlu memahami manfaat dari teknologi yang
digunakan, dan jika memungkinkan, libatkan warga dalam prosesnya. Ketika
pemerintah memasang sensor untuk mengukur tingkat polusi udara, warga harus
mengetahui bahwa mereka bisa secara langsung membaca seberapa baik atau buruk
kualitas udara di lingkungan mereka. Dengan demikian, warga akan lebih
bersemangat membantu pemerintah mewujudkan lingkungan yang lebih bersih.
- Buat sebuah business case
Kota bukan
sekadar tempat hidup, tetapi kota dapat menjadi ladang bisnis. Berbagi data dan
menambahkan nilai pada data tersebut adalah cara menuai manfaat dari visi smart
city. Proyek smart city juga bisa menarik minat perusahaan atau
vendor teknologi dan institusi akademis. Dan ketika smart city sudah
terwujud, aneka fasilitas, proses yang efisien, dan data terbuka dapat makin
menggeliatkan bisnis di kota tersebut.
- Pertimbangkan cloud computing
Sebuah kota
mungkin tidak dapat melakukan implementasi, menjalankan aktivitas operasional,
dan pemeliharaan yang dibutuhkan untuk mendukung kemampuan analytics.
Padahal kemampuan data analytics sangat dibutuhkan untuk memberi insight
baru bagi pengelola kota atau untuk menambah nilai data yang akan menarik minat
komunitas bisnis. Memanfaatkan cloud computing bisa menjadi solusinya
karena semua hal teknis akan ditangani penyedia layanan dan pemerintah bisa
memfokuskan perhatian pada menjalankan roda pemerintahan. Namun sebelum menjadi
pelanggan layanan cloud, ada baiknya jika pemerintah kota mempelajari
dulu kemampuan dan sumber daya teknis yang sudah ada.
- Tentukan engagement model terbaik
Ada empat
macam engagement model yang biasanya diterapkan dalam proyek smart
city:
- “Build, Own, Operate”: Dalam model ini, kota adalah kontraktor utama dan kota pula yang menyajikan layanan kota pintar untuk warganya. Artinya, penyelenggaraan aktivitas operasional dan pemeliharaan sepenuhnya berada di bawah kontrol pemerintah kota.
- “Build, Operate, Transfer”: Model ini mengharuskan pemerintah kota menunjuk pihak lain untuk membangun infrastruktur smart city. Kemudian dalam jangka waktu tertentu, pemerintah akan mengambil-alih saat sistem sudah berjalan.
- “Open Business Model”: Pemerintah kota akan memberikan kesempatan pada pihak lain untuk membangun infrastruktur kota pintar dan menyelenggarakan layanan, tetapi hal ini diatur melalui pedoman dan regulasi yang spesifik.
- “Public-Private Partnership”: Dalam model ini, pemerintah kota menjalin kerjasama dengan mitra dari sektor swasta.
- Tentukan proyek awal
Sebaiknya
pemerintah menerapkan metode start small and scale up agar
nantinya tidak kewalahan menangani proyek.
https://infokomputer.grid.id/2017/01/fitur/inilah-9-langkah-membangun-kota-pintar/
Penulis
Tidak ada komentar:
Posting Komentar